Mahavraksha

Jika hendak diartikan secara harfiah, Harvraksha bermakna Jaring-jaring energi yang merangkai lintasan alur menjadi suatu siklus. Atau bisa diartikan secara sederhana sebagai pengulangan situasi atau pola-pola berulang.

Di bumi, kestabilan siklus ditentukan oleh elemen astronomi bernama Rembulan. Peran Rembulan, bukan hanya sebagai pemantul cahaya, bukan pula sebagai penghias angkasa pada malam hari

Secara letak geometrikal kosmos, setiap Rembulan di tiap-tiap Planet mempunyai peran sebagai bandul penyeimbang yang menahan planet yang diorbitnya (dalam hal ini bumi) agar tetap berada pada jalur lintasan rotasi dan revolusinya terhadap matahari. Siklus bulanan, adalah siklus terkuat di planet bumi.

Bagi mereka yang telah mencapai Mahavraksha, siklus bulan menjadi fasilitas luar biasa yang mendukung transformasi. Sedangkan mereka yang seumur hidupnya tidak pernah mempersiapkan sistem dirinya untuk berada pada tahap Mahavraksha, hanya akan terus berputar-putar pada pola yang sama. Sebab, sistem mereka STABIL hanya pada 1 tumpuan. 2 sisi Rembulan digambarkan dengan Indah melalui suatu perumpamaan tersirat.

Mereka yang telah mencapai Mahavraksha, setiap Purnama tiba, sistem diri mereka menaiki 1 anak tangga menuju ke ‘atas’, ke Sang Hyang Maha Agung, sehingga perubahan mereka, transformasi mereka, proses penuaan mereka, menuju ke PEMATANGAN. Sedangkan mereka yang belum mencapai Mahavraksha, setiap Purnama tiba, sistem diri mereka menuruni 1 anak tangga, sehingga perubahan mereka, penuaan mereka, transformasi mereka, hanya berujung pada PEMBUSUKAN. Dalam beberapa cerita rakyat, siklus berulang setiap Purnama digambarkan dengan jelas sebagai Manusia yang menjadi MANUSIA SERIGALA. Dimana, sebelum fase transformasi abnormal ini terjadi, ada sebuah fase berlangsungnya kegilaan mental, hilangnya kewarasan dan rasa sakit yang luar biasa akibat meluapnya dimensi kebinatangan di dalam diri manusia tersebut. Dan setelah si Manusia Serigala kembali menjadi manusia, dia akan kelelahan, kebingungan, putus asa, sebelum akhirnya mengulang kembali siklus tersebut pada Bulan Purnama selanjutnya.

Ada banyak siklus bulanan yang dapat kita temui, mulai dari yang organik (Siklus haid wanita, pola-pola kecenderungan, pola-pola kompulsif/impulsif, gejolak mental, aktifnya sel-sel penyakit fisik) hingga non organik semisal, tagihan bulanan.

Ini bukan sekadar cerita fiksi penghiburan (setidaknya, sebelum dunia perfilman modern mengubah esensi cerita-cerita tersebut). Karena cerita rakyat, seringkali dikemas secara intrinsik dan bijaksana, untuk mengungkapkan sebuah peristiwa sebagai bahan pembelajaran (untuk melatih fokus perenungan).

Berita baik bagi Mahavraksha yang segera tiba pada 29 september, akan hadirnya 2 Rembulan. Sedangkan berita buruk bagi Non Mahavraksha, ketika terdapat 2 Rembulan, maka pola-pola yang menuju ke Pembusukan akan terjadi semakin cepat.

Ini bukan dogma atau idealisme. Ini adalah REALITAS KEBERADAAN. Ini juga tidak ada sangkut-pautnya dengan keyakinan psikologi dan keyakinan massal yang dianut oleh sekelompok makhluk sosial. Sekelompok sosial atau psikologi individu tidak meyakini mengenai potensi Rembulan, itu tidak berpengaruh apa-apa.
Sebab, seketika Rembulan BERUBAH SECARA TITIK KOORDINAT atau bahkan MENGHILANG DARI ATAS SANA (Apalagi jika jumlahnya bertambah —- ini adalah situasi yang belum pernah dihadapi oleh pejalan kehidupan 3 dimensi, selama ribuan tahun), maka konsekuensinya bagi semua umat manusia sudah dapat dipastikan. Yang paling terasa adalah perubahan siklus reproduksi dan pencernaan, yang pelan-pelan mengganggu sistem pernapasan, hingga kekacauan mental.

Ini bukan hal yang mengherankan. Karena sistem reproduksi, sistem respirasi dan perilaku selluler dalam sistem energi hanyalah 1 paket yang terbungkus dalam tubuh bernama MANUSIA. Mari jaraknya kita jauhkan sedikit. Bahkan Planet Bumi, hanyalah 1 bagian paket kecil yang terbungkus dalam hamparan semesta yang disebut sebagai kosmos. Jika areanya sedikit kita perkecil, maka bagaimana Planet Bumi ini berfungsi, tergantung dari seberapa presisi Rembulan mengorbit di atas sana. Bumi hanyalah konsekuensi dari Rembulan. Stabil tidaknya jalur Bumi di Tatasurya, ditentukan oleh Rembulan.

Dan manusia, hanyalah konsekuensi dari bagaimana planet Bumi ini berfungsi dan berperilaku.

Selamat mencapai Mahavraksha.

Alvi_Rheyz

mm
Vionelix

Seorang Penyihir, The Witch Healer, Content Maker, Sang Mata Pelangi

Kematian adalah tidur yang panjang

Jika sistem diri kita sanggup mengalami setiap keberadaan di kosmos dengan tingkat pengolahan data yang signifikan, maka peremajaan energi hidup menjadi jauh lebih cepat. Dengan begitu, kuota tidur dapat berkurang atau bahkan tubuh tidak lagi terlalu membutuhkan tidur agar dapat melakukan perbaikan sel-sel yang kelelahan atau bahkan sel-sel rusak.

Ini adalah salah 1 cara untuk meningkatkan aktifitas hidup tanpa mengorbankan aktifitas hidup yang lainnya. Karena di dunia modern, energi hidup manusia begitu terbatas hanya untuk dapat melakukan hal-hal tertentu saja. Mereka tidak dapat lagi menambahkan aktifitas baru ke dalam pengalaman hidup mereka.

Umumnya, begitu pengalaman hidup mereka ditambahkan, maka mereka akan mulai kelelahan, jatuh sakit, atau bahkan membutuhkan kuota tidur yang sangat panjang.
Inilah momen hidup. Jika kita menyadari bahwa momen kehidupan kita di bumi ini terbatas, maka kita tidak akan rela membuang-buang waktu hanya untuk mengalami TIDUR YANG PANJANG.

Kematian adalah tidur yang panjang. Kita harus bersabar. Sebab, pengalaman itu kelak akan datang dengan sendirinya. Jadi saat ini, adalah saatnya bagi kita sebagai kehidupan, untuk mengalami hidup sebagai kehidupan yang utuh.

Alvi_Rheyz

mm
Vionelix

Seorang Penyihir, The Witch Healer, Content Maker, Sang Mata Pelangi

Patung Ibu Pertiwi

Pritvhi merupakan sosok dewi yang menjadi personifikasi nasional negara Indonesia, atau lebih dikenal sebagai Pertiwi. Namanya sendiri memiliki arti bumi dalam bahasa Sanseketa.

Sejak zaman prasejarah, para leluhur Nusantara di kepulauan Indonesia memuja roh alam (yang diwakilkan dengan roh bumi) sebagai bentuk rasa syukur, serta perwujudan rasa terima kasih atas karunia kehidupan dan juga kesuburan yang telah dikaruniakan oleh Pritvhi.

Sebagai dewi bumi, beliau juga bergelar sebagai sang dewi kehidupan sekaligus dewi kesuburan, karena bertanggung jawab atas pemeliharaan serta kesucian alam. Sehingga, berkat kebijaksanaan para leluhur nusantara terdahulu, mereka pun memberikan gelar kemuliaan kepadanya sebagai Ibu Pertiwi. Di mana letak SURGA BERADA. Dikatakan dengan jelas bahwa : ‘Surga ada di bawah telapak kaki Ibu.’ Bukan di telapak kaki ibu. Yang berarti, letak surga adalah di bawah telapak kaki, tempat kaki Ibu dan kita semua berpijak, yaitu BUMI.

Bukan sekadar gelar penghormatan tanpa esensi, namun melalui cara itulah nenek moyang Nusantara menyelipkan pelajaran tersirat yang penuh makna, bahwa alam raya di jagad bumi beserta seisi kandungannya merupakan eksistensi yang patut dimuliakan, layaknya derajat tinggi seorang Ibu.

Pemujaan terhadap roh alam adalah ritual bersifat simbolis (nan sakral), demi menunjukkan perilaku hormat (tunduk–bersujud–merendah kepada keberadaan tanah–membumi) serta ungkapan terima kasih terhadap sumberdaya bumi yang menjadi sumber hidup, ruang perjalanan hidup, dan universitas pembelajaran hidup selama sang jiwa berada di kehidupan ini. Selama kita berada di sini sebelum ajal menjemput. Ibu pertiwi telah menyediakan bekal bagi setiap insan. Beliau telah mempersembahkan anugerah yang begitu luar biasa. Terima kasih.

Perbuatan memuja alam, meskipun terkesan purba (primitif), akan tetapi mengandung nilai filosofi yang begitu kompleks dan mendalam.

Dan dengan membenihkan kebiasaan puja bumi, maka secara tidak sadar mereka menumbuhkan kesadaran agar terhindar dari perangai tercela serta perbuatan kurang bijaksana yang berujung pada pencemaran sungai, perusakan lingkungan hidup, penggundulan hutan dan juga bentuk-bentuk eksploitasi alam lainnya.

Patung Ibu Pertiwi, adalah persembahan karya seni dari Dhewasihir Altar kepadamu. Sebagai berhala. Sebagai pengingat. Tentang di mana kita seharusnya berpijak. Tentang di mana kita mendapat sumberdaya hidup.

Patung ini dibuat mengingat langkanya keberadaan patung Ibu Pertiwi jika dibandingkan dengan patung dewa-dewi lainnya, atau patung-patung action figure. Bahkan sekalipun kalau ada, itu hanyalah pesanan khusus berskala jumbo (yang tentu harganya fantastis karena menggunakan jasa pemahat pribadi). Bukan skala pajangan yang fleksibel bisa anda letakkan di meja kerja, lemari, etalase kaca, altar ataupun di tempat lainnya yang ideal bagimu.

Patung Ibu pertiwi ini terbuat dari bahan Epoxy (bahan baku kevlar/rompi anti peluru dan juga kaca anti peluru). Tidak menggunakan resin biasa. Sehingga menghasilkan patung dengan kualitas menyerupai kaca namun tahan banting. Anti gores. Sulit pecah. Tahan berabad-abad. Dan tentunya, berestetika.

Pemilihan bahan ini sengaja agar bersinergi dengan filosofi bahwa Ibu Pertiwi bukanlah sosok yang mudah dipecah-beraikan, diluluh lantakkan walau digerus oleh perubahan zaman modern yang terus maju tiada henti.

Patung Ibu pertiwi ini juga menggunakan fosfor kualitas A (bukan jenis yang redup), sehingga Ia bakal menyala terang benderang di saat lampu dipadamkan (di saat ruangan gelap–efek glow in the dark), sehingga menjadi pengingat akan ‘Pelita Di Ketiadaan Cahaya‘ bagi sang jiwa yang dirundung kegelapan nan kelam.

Selain itu, pada bagian pijakan patung Ibu pertiwi ini, terdapat ORGONITE.

Tinggi patung sekitar 18 cm dan lebar 5 cm. Sangat ideal dijadikan hiasan.

Harga : 120rb/item
Reseller : 99rb/item (minimal pengambilan 11 pcs).

The one and only.
The Masterpiece.
Pritvhi Goddess.

Hanya di Dhewasihir.com

mm
Alvi Rheyz

Penyihir KAVIR, Alchemist, Musisi, Magician

Ibhumi Pertiwi

 

mm
Vionelix

Seorang Penyihir, The Witch Healer, Content Maker, Sang Mata Pelangi

– RITUAL PERTAMA TAHUN 2022 –

– RITUAL PERTAMA TAHUN 2022 –
(Kisah Kakek Kavir dan Si Bekicot)
Hari sudah menjelang tengah malam, ketika di lereng kaki gunung keramat berjuluk KAVIR sedang dilanda hujan beserta angin badai yang begitu dahsyat.
Sesekali terdengar memekakkan gendang telinga, hantaman petir di sela gemuruh riuh hujan yang terus berlangsung tersebut, entah sampai kapan ini berlanjut.
Di dalam gua paling rahasia di Bumi, tinggallah seorang tua bangka dengan pakaian compang camping … warga sekitar menjulukinya si Kakek Kavir.
Dengan tumpukan ranting kayu, ia membuat api unggun, sekaligus merebus air untuk menyeduh kopi … Namun tiba-tiba, seekor bekicot yang kemarin ditemuinya, kembali telihat lagi menempel pada dinding gua.
“Walahhh, kau lagi rupanya, Cot! Kenapa mukamu terlihat murung?” tanya Kakek.
“Anu, Kisanak …hidupku serasa hampa tak karuan.”
Sambil menuang air panas ke cangkir, si Kakek bertanya lagi, “Persisnya apa yang menimpamu? bukankah kemarin malam kau sebegitu semangatnya mau mengerjakan sesuatu, kenapa sekarang jadi Lesu macam kekurangan Viagra begitu? … Lama-lama kau persis manusia modern, Cot … Cot,” sindir Kakek seraya menyruput kopinya.
“Kenapa sama manusia, Kisanak? Mereka rusak alam lagi, ya?”
“Kalau itu sudah biasa, dunia mana yang tidak tahu betapa bahlulnya manusia … Semua makhluk di jagad raya ini pasti mengetahui hal itu. Tapi yang ingin kumaksudkan padamu adalah : Tabiatmu yang hari ini semangat membara, terus sedetik kemudian langsung loyo macam batang kekurangan gizi … Itu persis betul sama perangainya manusia modern.”
“Lalu, adakah ritual yang bisa dilakukan untuk mengobati ini, Kisanak?”
Kakek mengambil napas panjang. Lalu membakar rokoknya … “Baik, Cot, dengarlah baik-baik,” ujar Kakek. “Mumpung kita sudah berjumpa dua kali, maka ini tidak bisa dianggap sepele. Pertemuan ini jelas bukan suatu kebetulan … Hmmm begini bacotku :
“Aku maklum, di musim yang seperti sekarang in terkadang sulit untuk mempertahankan semangat dalam diri. Memang frekuensi alam, udara dan sebagainya sedang berada di fase yang tidak berpihak pada mereka yang lemah jantung …
“Untuk itu, perhatikan ritual yang kuajarkan padamu, Cot!
“Pertama, saat muncul inspirasi atau semangat ingin melakukan sesuatu hal, maka segeralah pegang dadamu, rasakan detak jantungmu, atur irama napasmu agar debar jantungmu makin mantap, rasakan semangat yang meluap begitu hebat disana… Lalu niatkan dengan imajinasimu, bayangkan energi itu kau antar dan alirkan ke otakmu, pikiranmu, kepalamu! Jangan lupa, sembari melakukan hal di atas, sebutlah SATU KATA KUNCI yang mewakili keinginanmu. Misal kau mau membikin perahu, maka katakanlah dalam hatimu ‘Perahu, perahu, perahu dan perahu.”
“Kenapa harus ke kepala, Kisanak?” potong si Bekicot.
“Itu karena pikiranmu lemah, energi pikirmu lemah. Makanya mau pakai tekhnik merekayasa pikiran bagaimanapun juga, kalau JANTUNGMU LEMAH, ya pasti semangatmu itu cepat surut!”
“Kalau yang sebut perahu, perahu dan perahu itu semacam TRIGGER Atau ANCHORE ya, Kisanak?”
“Hahahahahahahahaha! Persis betul kau sama manusia modern, kebanyakan pakai istilah asing, cerdas perkara kosakata rumit, tapi cuma kebesaran BACOT saja, dasar Bekicot!
Sana praktekkan dulu, nanti kuajari lagi ritual selanjutnya kalau kau bersungguh-sungguh … Bersulang.” 🍾🍷
mm
Vionelix

Seorang Penyihir, The Witch Healer, Content Maker, Sang Mata Pelangi

OMICRON? DELMICRON? Sekedar VIRUS Biologis atau “PERPADUAN REAKSI KIMIAWI DAN FISIKA”?

Pertama, perlu anda ketahui bahwa sel sel tubuh kita adalah MAKHLUK HIDUP yang punya kecerdasan masing masing bergerak sesuai polarnya.

Kedua, bayangkan sel sel tubuh tersebut ibarat magnet yang bergerak sesuai pola untuk rantai keberlangsungn hidup, kesehatan, dan segala hal tentang kita. (Kesatuan komunitas, seperti halnya hubungan antara planet bumi dan para penghuninya)

Ketiga, bayangkan sebuah MAGNET atau GELOMBANG ELEKTROSTATIS – RADIASI, didekatkan pada serbuk magnet tadi (sel sel tubuh), maka tentu akan mengacau orbital yang sudah terstruktur. Pola gerakan serbuk magnet atau besi akan berhamburan tak jelas (polar patternnya rusak – berantakan). Ini tentu berdampak pada rantai-rantai selanjutnya. Berimbas pada kesehatan, kehidupan, SINKRONITAS, dll.

Keempat, apakah cukup hanya dengan menyumbat hidung, menyumpal mulut, melakukan vaksin, meningkatkan antibodi dan punya pikiran kebal atau tidak percaya pada corona, latas membuat kita terbebas dari Omnicron – Delmicron? Bagaimana jika ternyata, virus corona varian ini tidak bekerja via respirasi, melainkan via radiasi? Bayangkan saja dalam tubuhmu dipenuhi serbuk magnet (sel sel terpola), lalu tiba tiba bersinggungan dengan MEDAN MAGNET MIKROSKOPIS (Omnicron/Delmicron) yang seketika meluluhlantakkan tatanan orbital sel dalam tubuh. (The end)

Kelima (bonus chapter). Ketika manusia semakin modern (konon katanya), maka ia semakin kehilangan pemahaman akan keberadaan elemen elemen tak kasatmata. Segala hal dinilai secara FISIK atau PENGUKURAN YANG SEOLAH OLAH MENDESKRIPSIKAN TENTANG FISIK (Misal keberadaan virus). Nah virus itu persisnya apa? Eksistensi biologis sejenis bakteri kah? Eksistensi kimiawi sejenis Ion kah? Eksistensi fisika sejenis Radiasi kah? Pertanyan yang sama untuk manusia. Biologis, Kimiawi, atau Fisika? Jawabannya jelas KETIGANYA. Sebab punya JASAD, KESADARAN, dan JIWA (Harusnya). Virus juga sepertinya begitu, hahahhahahahah!

Saya berikan final chapter. Agar lebih jelas mengapa KESADARAN saya letakkan sebagai Eksistensi Kimiawi dan JIWA sebagai Eksistensi FISIKA. Kalau soal JASAD sebagai eksistensi fisik, tidak perlu saya jelaskan lagi, soalnya itu sudah bakat manusia modern (ahli menilai secara fisik).

Singkat saja, apa yang mempengaruhi kesadaran? REAKSI HORMON, REAKSI KIMIAWI AKIBAT ZAT HALUSINOGEN, MUSIK YANG MEMICU ZAT TERTENTU DALAM TUBUH, OBAT TIDUR, dan MIRAS! Lalu apa yang mempengaruhi jiwa? FREKUENSI. TITIK!

KESADARAN adalah MAKHLUK YANG TIDAK DIANGGAP ADA KARENA TIDAK BERFISIK. KESADARAN – SADAR adalah bangun disaat tidur (ketika ada marabahaya), fokus di saat berkendara, sadar pada pesan alam, dan sebagainya yang butuh penglihatan MATA BATHIN. Jadi bukan sekedar sadar pada makhluk goib atau murtad dari agama, itu ajaran Setan, ahhahahaha! Semua itu tergantung seberapa sehat REAKSI KIMIAWI DALAM TUBUHMU.

Ohya, berjemur dibawah sinar agung REMBULAN DALAM FASE PURNAMA, konon katanya menurut ajaran kuno dapat menstabilkan hormon. Itu reaksi kimiawi.

Artinya orang jago lihat khodam ibarat seseorang yang berhalusinasi hebat tatkala sedang berada dalam pengaruh minuman keras – MABOK. Itu juga reaksi kimiawi.

Coba cek, apakah ada gejala kurang sehatnya “EKSISTENSI KIMIAWI dalam tubuhmu?” Ya gampang saja mendiagnosanya, sadari apakah kau punya masalah dengan KESADARAN? Ingat saya menggunakan kata SADAR sebagai makna harfiah, bukan soal SPIRITUALITAS BELAKA, SADAR YA SADAR!

Pertanyaan bagus… Apakah mudah pingsan juga merupakan pengaruh reaksi kimiawi dalam tubuh? Jawab : 100% betul hahahhaha! Bahkan menguap saat mengantuk itu ya reaksi kimiawi. Saya yakin sekarang pemahamanmu makin terang soal KESADARAN. hahahahahha!

Btw, jangan percaya, soalnya saya cuma Penyihir abal abal. Jadi cobalah belajar sama Kiyai atau Profesor ya, Nak! Bersulang!

PELEPASAN, KEIKHLASAN, KEDAMAIAN sungguh menstabilkan reaksi kimiawi dalam tubuh, sehingga menjadikanmu MAKIN SADAR dan MAKIN JERNIH MENYADARI SEGALA HAL.

Subehanawloh, sungguh pelajaran sederhana yang sangat mendalam maknanya, dibanding cuma belajar ajian tak jelas mana modal halusinasi pula. Masha Awloh.

mm
Alvi Rheyz

Penyihir KAVIR, Alchemist, Musisi, Magician

Bisakah Sinkronitas Diatur?

JIWA adalah eksistensi yang memengaruhi SINKRONITAS. Lalu dapatkah sinkronitas diatur? Sebenarnya bisa, tapi pahami dulu mekanismenya…

Begini, ketika membahas jiwa, artinya kita membahas “Makhluk hidup tak kasat mata” yang eksis dalam tubuh. Percayalah, manusia bukan makhluk tunggal, melainkan serangkaian komunitas dari makhluk makhluk lainnya. Dalam tubuh ada bakteri bukan? di usus misalnya.

Semakin halus wujud suatu makhluk, mereka cenderung lebih cerdas. tentu bukan takaran standar dari kecerdasan manusia yang saya maksud disini, melainkan KECERDASAN SEMESTA – ALAM.

Nah kembali ke : “Dapatkan Sinkronitas Diatur?” Saya jawab bisa. Karena sesungguhnya memang selama ini kitalah yang mengatur sinkronitas tersebut (tanpa sadar).

Bagaimana mungkin? Oke kita sederhanakan ke format “Kesadaran kasatmata” sebelum memahami kesadaran tak kasatmata.

Dalam kesadaran kasatmata, perandaiannya adalah ketika anda dihadapkan pada 4 pilihan. A B C D, kemudian melalui penalaran, analisa, dan sebagainya. Maka keputusan dibuat. Akan kemana anda, jalur A, B, C, atau D.

Dari kesadaran kasatmata ini, berimbaslah secara otomatis di level tak kasatmata. Misal secara kasatmata anda memilih jalur A (Pengedar Nark*ba), maka jiwamu secara otomatis akan mempertemukanmu dengan konsumen atau pihak pihak yang terkait dengan nar-koba. Begitupun dengan pilihan lainnya.

Lebih jauh tentang JIWA, maka ia pula yang menghubungkan pada denyut denyut organ vitalĀ  = SUKMA. Karena makhluk tak kasatmata satu inipun punya peran mengondisikan manusia atau makhluk pada kecerdasan semesta. Itulah mengapa saya selalu mengatakan, manusia yang jiwanya lemah = sukmanya lemah. Indikasinya mudah mengantuk, gampang melamun kosong (biasa inilah penyebab kecelakaan lalu lintas akibat gagal fokus) dan over tidur. Alam semesta tidak pernah tidur, punya jeda off, tapi hanya sekilas.

Jika anda mengatakan tidur lama sampai berjam jam adalah kodrat manusia, bayangkan betapa berbahayanya kondisi ini. Beberapa hari lalu misalnya, ada sekumpulan pemuda tewas tertimpa pohon saat tertidur dalam tenda. Bahkan binatang, meski tertidur, insting mereka tetap aktif. Mereka akan segera terbangun saat ada suara gemerisik atau sinyal ancaman. Manusia? Sudah tidur lama pun, terkadang masih ngantuk berat, lelah dan loyo macam Palkon.

Kesimpulan : SINKRONITAS berbanding lurus dengan dimata kedua mata, minat dan perhatianmu selalu tertuju. Karena jiwa menggunakan mata bathin yang tidak bisa kau atur atur (otomatis), maka tentu mata fisiklah yang terlebih dahulu perlu kau perjuangkan kemana ia selalu MENANCAP! Membutuhkan kompas bukan? Maka tentukan dulu dimana kutubnya!

The End

mm
Alvi Rheyz

Penyihir KAVIR, Alchemist, Musisi, Magician