Singing Bowl sebagai Media Sound Healing
Bisakah singing bowl dijadikan media Sound Healing/suara penyembuhan ? Bukan bisa lagi melainkan itulah fungsinya . Tapi sedikit dijelaskan, mengingat banyak makhluk Tuhan yang asal pakai buat gaya-gayaan media ini .
Hal pertama yang perlu dipahami sebelum menggunakan singing bowl adalah sifat bunyi yang merambat melalui udara . Nah semua jenis suara bersumber resonansi akustik seperti piano, gitar dan singing bowl, frekuensi getarannya DIPENGARUHI OLEH KUALITAS UDARA. Dengan kata lain, singing bowl dapat digunakan untuk mendeteksi tekanan, ketebalan, kondisi dan hal lain berkaitan udara yang menjadi LANDASAN DALAM PENERAPAN SOUNDHEALING .
Kedua adalah material bahan, karena singing bowl di desain untuk tujuan healing, tentu ia perlu di tempa secara khusus untuk mendapatkan hasil BUNYI DENGUNGAN PADA FREKUENSI TERTENTU . Jadi bukan asal bisa bunyi seperti singing bowl hasil pabrikan saat ini . Percayalah mending anda beli gong penjual es keliling saja, soalnya lebih hemat biaya kalo tujuannya cuma asal bisa menghasilkan bunyi .
Ketiga, singing bowl itu memang cuma punya satu oktaf, tapi rentang frekuensinya lebar . Maksudnya kalo alat musik biasa, begitu anda menekan nada C major misalnya, maka mau di genjreng/ditiup/dihentak/ditekan/digesek kuat ataupun rendah, maka yang berubah hanya dinamikanya (keras pelannya/volume) , bukan oktaf apalagi frekuensinya . Berbeda dengan singing bowl, oktaf dengungannya dapat berubah sesuai ‘mood’ si pengguna . Artinya, ketika bunyinya berbeda volume, secara serta merta total FREKUENSINYA JUGA BERUBAH/BERBEDA .
Lebih mudah saya contohkan begini, beberapa hari lalu ARZ juga memposting video abal-abal mengcover lagu Hymne Guru, chord dasarnya sederhana namun versi ARZ agak sedikit rumit, itu bukan buat gaya-gayaan, tapi untuk mencapai total frekuensi tertentu . Beda jumlah chord, beda frekuensi . Begitulah caranya jika menggunakan seni musik untuk tujuan SOUND HEALING . Harmoninya harus disusun sedemikian rupa, namun jika menggunakan SUARA UCAPAN MANTRA atau SINGING BOWL, maka sisa energi penggunanya yang diatur . Tapi SUARA TERSEBUT TIDAK MUSIKAL, itu saja kekurangannya. Cuma bunyi DENGUNG atau RANGKAIAN LAFADZ, terlampau SAKRAL dan bahkan MISTIK bagi yang belum terbiasa .
Hikmahnya sederhana, alat ritual itu bukan mainan, apalagi buat ajang gaya-gayaan . Perlahan-lahan pahami esensinya, selami energinya, biar tidak macam belatung busuk . Begitu kecewa, alat ritual dibuang atau malah dijual . Tapi sepertinya tidak ada manusia model begitu, soalnya kalo ada saya yakin dia bakal dihinakan hukum alam selama 21 keturunan, astagfirulloh betapa mengerikannya hukumMu ya Rabb . Lalu banyak yang tidak paham persoalan GARIS GENERASI KETURUNAN . 1 keturunan itu terhitung, ketika 1 garis terpenuhi : ADA (orang tua/ibu/ayah – Anak – kakek/nenek) . Jadi 3 anggota ini baru terhitung, 1 generasi (keturunan) . Jadi sumpah jaman lampau (7 keturunan), itu jika dihitung dengan teliti, bisa berlangsung ratusan atau bahkan ribuan tahun, coba saja hitung sendiri . Karena sederhananya butuh 21 kepala kan ? Memang sedikit, tapi apa anda yakin keturunan-keturunan itu begitu mudahnya menikah lalu punya keturunan untuk memenuhi 21 kepala itu ? Misal anda menikah usia 30 tahun, maka anakmu ? Dan anakmu kapan menikah lalu punya anak lagi ? Lanjutkan sendiri .
Tinggalkan Balasan