Mahavraksha
Jika hendak diartikan secara harfiah, Harvraksha bermakna Jaring-jaring energi yang merangkai lintasan alur menjadi suatu siklus. Atau bisa diartikan secara sederhana sebagai pengulangan situasi atau pola-pola berulang.
Di bumi, kestabilan siklus ditentukan oleh elemen astronomi bernama Rembulan. Peran Rembulan, bukan hanya sebagai pemantul cahaya, bukan pula sebagai penghias angkasa pada malam hari
Secara letak geometrikal kosmos, setiap Rembulan di tiap-tiap Planet mempunyai peran sebagai bandul penyeimbang yang menahan planet yang diorbitnya (dalam hal ini bumi) agar tetap berada pada jalur lintasan rotasi dan revolusinya terhadap matahari. Siklus bulanan, adalah siklus terkuat di planet bumi.
Bagi mereka yang telah mencapai Mahavraksha, siklus bulan menjadi fasilitas luar biasa yang mendukung transformasi. Sedangkan mereka yang seumur hidupnya tidak pernah mempersiapkan sistem dirinya untuk berada pada tahap Mahavraksha, hanya akan terus berputar-putar pada pola yang sama. Sebab, sistem mereka STABIL hanya pada 1 tumpuan. 2 sisi Rembulan digambarkan dengan Indah melalui suatu perumpamaan tersirat.
Mereka yang telah mencapai Mahavraksha, setiap Purnama tiba, sistem diri mereka menaiki 1 anak tangga menuju ke ‘atas’, ke Sang Hyang Maha Agung, sehingga perubahan mereka, transformasi mereka, proses penuaan mereka, menuju ke PEMATANGAN. Sedangkan mereka yang belum mencapai Mahavraksha, setiap Purnama tiba, sistem diri mereka menuruni 1 anak tangga, sehingga perubahan mereka, penuaan mereka, transformasi mereka, hanya berujung pada PEMBUSUKAN. Dalam beberapa cerita rakyat, siklus berulang setiap Purnama digambarkan dengan jelas sebagai Manusia yang menjadi MANUSIA SERIGALA. Dimana, sebelum fase transformasi abnormal ini terjadi, ada sebuah fase berlangsungnya kegilaan mental, hilangnya kewarasan dan rasa sakit yang luar biasa akibat meluapnya dimensi kebinatangan di dalam diri manusia tersebut. Dan setelah si Manusia Serigala kembali menjadi manusia, dia akan kelelahan, kebingungan, putus asa, sebelum akhirnya mengulang kembali siklus tersebut pada Bulan Purnama selanjutnya.
Ada banyak siklus bulanan yang dapat kita temui, mulai dari yang organik (Siklus haid wanita, pola-pola kecenderungan, pola-pola kompulsif/impulsif, gejolak mental, aktifnya sel-sel penyakit fisik) hingga non organik semisal, tagihan bulanan.
Ini bukan sekadar cerita fiksi penghiburan (setidaknya, sebelum dunia perfilman modern mengubah esensi cerita-cerita tersebut). Karena cerita rakyat, seringkali dikemas secara intrinsik dan bijaksana, untuk mengungkapkan sebuah peristiwa sebagai bahan pembelajaran (untuk melatih fokus perenungan).
Berita baik bagi Mahavraksha yang segera tiba pada 29 september, akan hadirnya 2 Rembulan. Sedangkan berita buruk bagi Non Mahavraksha, ketika terdapat 2 Rembulan, maka pola-pola yang menuju ke Pembusukan akan terjadi semakin cepat.
Ini bukan dogma atau idealisme. Ini adalah REALITAS KEBERADAAN. Ini juga tidak ada sangkut-pautnya dengan keyakinan psikologi dan keyakinan massal yang dianut oleh sekelompok makhluk sosial. Sekelompok sosial atau psikologi individu tidak meyakini mengenai potensi Rembulan, itu tidak berpengaruh apa-apa.
Sebab, seketika Rembulan BERUBAH SECARA TITIK KOORDINAT atau bahkan MENGHILANG DARI ATAS SANA (Apalagi jika jumlahnya bertambah —- ini adalah situasi yang belum pernah dihadapi oleh pejalan kehidupan 3 dimensi, selama ribuan tahun), maka konsekuensinya bagi semua umat manusia sudah dapat dipastikan. Yang paling terasa adalah perubahan siklus reproduksi dan pencernaan, yang pelan-pelan mengganggu sistem pernapasan, hingga kekacauan mental.
Ini bukan hal yang mengherankan. Karena sistem reproduksi, sistem respirasi dan perilaku selluler dalam sistem energi hanyalah 1 paket yang terbungkus dalam tubuh bernama MANUSIA. Mari jaraknya kita jauhkan sedikit. Bahkan Planet Bumi, hanyalah 1 bagian paket kecil yang terbungkus dalam hamparan semesta yang disebut sebagai kosmos. Jika areanya sedikit kita perkecil, maka bagaimana Planet Bumi ini berfungsi, tergantung dari seberapa presisi Rembulan mengorbit di atas sana. Bumi hanyalah konsekuensi dari Rembulan. Stabil tidaknya jalur Bumi di Tatasurya, ditentukan oleh Rembulan.
Dan manusia, hanyalah konsekuensi dari bagaimana planet Bumi ini berfungsi dan berperilaku.
Selamat mencapai Mahavraksha.
Alvi_Rheyz
Tinggalkan Balasan